Bagi para Charicemania (sebutan bagi penggemar Charice), pertunjukkan pada Rabu (7/3) malam seakan menuntaskan “kewajiban” melihat dan merasakan langsung suara emas penyanyi muda berdarah Filipina ini.
Dari yang semula hanya melihat penampilan Charice saat masih bernyanyi di ajang pencarian bakat Little Big Star melalui YouTube, sampai ketika ia sudah melakukan invasi ke Amerika Serikat dengan tampil di tayangan televisi Oprah Winfrey Show, semuanya tuntas dirasakan langsung dengan hanya melihat penampilan sang bintang tadi malam.
Jika sudah tahu, dan kemudian merasa senang, lalu mendokumentasikan satu hingga dua penampilannya dalam sebuah video untuk koleksi, hingga akhirnya mengadakan sesi foto dadakan bersama teman-teman dengan latar belakang panggung sang artis, rasanya itu semua sudah lebih dari cukup untuk mereka yang hanya ingin menggugurkan “kewajiban” itu.
Namun, bagi mereka penikmat pertunjukkan live, yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dari apa yang mereka lihat di internet maupun di televisi, rasanya salah satu rangkaian Charice Infinity Tour 2012 yang digelar oleh promotor Big Daddy Live Concerts ini jauh dari kata memuaskan.
Bagaimana tidak? Kostum yang dikenakan solis bernama asli Charmaine Clarice Relucio Pempengco ini terlampau kasual untuk sebuah tur solo keliling Asia. Ini sama saja seperti menyaksikan Charice ketika tampil di saluran-saluran TV dunia dalam dua tahun terakhir ini.
“Saya senang bergaya casual,” ujar Charice sebelum menyanyikan tiga lagu terakhirnya yang diambil dari album Infinity, “Heartbreak Survivor”, “Lighthouse”, dan “Louder”. Baiklah, jika itu memang alasan sang biduanita 19 tahun ini.
Dengan alibi gaya kasual adalah ciri khas sang penyanyi, nampaknya penampilan tomboy Charice yang malam itu dibuka dengan kostum kaus dalam putih dibalut rompi kulit hitam, celana panjang flannel, dengan aksesoris suspender yang dibiarkan menggantung, sepatu boots, dan dua buah kalung, dapat dimaafkan.
Hanya saja mungkin ia lupa bahwa para penonton yang hadir malam itu ingin melihatnya “lebih niat” untuk melakukan pertunjukkan live, dengan tidak mengabaikan elemen visual.
Dari segi konten, total dua puluh dua lagu, termasuk encore lagu “I Will Always Love You” milik mendiang Whitney Houston,? yang dibawakan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta malam itu dapat dikatakan enam puluh persen lebih adalah cover version lagu-lagu musisi lain.
Penonton “sejati” ini lagi-lagi seperti disuguhkan tampilan Charice semasa ia masih bernyanyi di ajang pencarian bakat Little Big Star dan Star King yang selalu membawakan hits milik Whitney Houston, Michael Jackson, dan lagu-lagu Top 40 lainnya.
Satu-satunya penampilan yang cukup membekas pada malam itu, bisa dibilang hanya ketika ia menyanyikan “Tears in Heaven” milik Eric Clapton. Lagu yang Charice dedikasikan untuk ayahnya yang telah tiada itu membuat seisi Tennis Indoor malam itu hanyut dalam suasana haru.
Tak kuasa menahan tangis, sesekali penyanyi yang mengidolakan Lady Gaga dan Beyonce Knowles ini meneteskan air mata di akhir lagu.
Secara garis besar, penampilan Charice Pempengco semalam setidaknya membuktikan bahwa ucapan produser sekaligus mentor Charice, David Foster di ABC News beberapa waktu yang lalu adalah benar.
Ketika itu sang mentor mengatakan bahwa Charice memiliki kemampuan menirukan suara penyanyi lain, yang menurutnya itu adalah sebuah karakter yang dimiliki oleh seorang penyanyi yang baik.
Saat lagu-lagu macam “Run The World” milik Beyonce, “Someone Like You” milik Adele, “The One That Got Away” milik Katy Perry, hingga? hits fenomenal Whitney Houston, “Saving All My Love” dan “I Will Always Love You” dimainkan, suara Charice sangat mirip dengan penyanyi aslinya. Aransemen yang tidak terlalu diubah menambah kemiripan lagu-lagu itu secara menyeluruh.
View the original article here
0 comments:
Posting Komentar