Trio psikadelik folk ini sudah memulai proses workshop sejak pertengahan bulan Februari lalu. ”Kita membaginya dalam beberapa proses, brainstorming tema dan lirik, brainstorming musik dan sound, lalu jamming dan membuat demo,” terang Wahyu “Acum” Nugroho, vokalis, bassist juga peniup harmonika dari band yang lahir di Yogyakarta tahun 1999 silam ini.Acum, J. Irwin (gitar), serta Dedyk Nugroho (drum) merasa tahun ini harus kembali masuk ke studio untuk rekaman. “ Saya dan Irwin juga Dedyk ada lagu, dan kami merasa harus dibuat dan disampaikan,” jelas Acum dalam surat elektronik yang dikirimkan kepada Rolling Stone.
Untuk album barunya nanti, tetap ada tema besar yang jadi benang merah. Seperti di album Ode Buat Kota, kehidupan kaum urban masih menjadi inspirasi. “Kaum urban masih tetap jadi topik menarik meskipun tak semuanya akan dibahas di materi-materi baru kami. Tema pasti ada, karena kami bertiga punya 'pesan' buat Indonesia,” terang Acum.
Meski demikian, Acum menjanjikan akan ada perubahan, terutama di segi sound. ”Sound rock gospel 70an dengan campuran album Natal Bersama Koes Plus. Musik kaum urban yang resah dengan sekitarnya,” terangnya. Sedangkan untuk sektor lirik, Bangkutaman tidak mau terjebak pada isu-isu yang tengah santer belakangan ini.
“Kami tidak mau menyuarakan yang sekarang lagi rame-ramenya diangkat ke permukaan karena overrated dan membosankan,” ujarnya.
Untuk kepastian waktu rilis, Bangkutaman mengaku belum memikirkan hal tersebut. "Kami bukan band yang dikejar label untuk rilis. Kalau dirasa sudah siap, kami pasti rilis,” jelas Acum.
“Saat ini kami tengah menikmati prosesnya. Proses dan hasil itu harusnya saling mengimbangi, tidak berat sebelah,” pungkasnya.
View the original article here
0 comments:
Posting Komentar