3.09.2012

Drummer Bad Religion: 'Penggemar Indonesia Sering Minta Kami Datang Lagi'

Jakarta - Mengenang kembali selama hampir tiga puluh tahun di industri musik, Brooks Wackerman melihat sebuah kehidupan yang berjalan dengan baik.
Ketika bandnya telah mencapai tahapan sebagai salah satu band punk rock terbaik sepanjang masa, drummer Bad religion ini justru sedang disibukkan dengan berbagai proyek band seperti Tenacious D serta mengurusi bandnya sendiri, Kidneys.

Ini adalah sebuah kehidupan yang sibuk, jelasnya, namun apapun tak bisa di dapat ketika bermain bersama Bad Religion.

“Bad Religion adalah band tempat saya bermain di dalamnya dan itu adalah prioritas utama saya, sehingga jika ada konflik apapun dengan Bad Religion saya benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa,” jelasnya melalui telepon kepada Rolling Stone dari kediamannya di Long Beach, California, AS.

“Mei nanti, saya mulai tur bersama Tenacious D. Itu adalah ketika Bad Religion sedang vakum dimana Greg (Gaffin) dan Brett (Gurewitz) mulai menulis lagu bagi album kami selanjutnya,” jelasnya.
Lalu bagaimana ia memanfaatkan waktunya untuk rileks? Apakah melakukan yoga sebelum tampil?
“Bermain di band punk rock, saya seringkali merasa pegal di punggung dan bahu saya,” ungkap Weckerman. “Pemanasan membantu badan saya tetap lentur. Sesuai umur, Anda hanya harus menjaga badan Anda, apalagi jika bermain musik punk rock sebagai drummer,” imbuh Wackerman.
Terkenal akan protes politik dan sosial pada musik mereka, Wackerman mengajarkan betapa pentingnya menjadi (seorang) yang sadar politik.

“Saya pikir ini adalah untuk tingkatan tertentu,” katanya, ”Ini menjadikan saya orang yang berpengetahuan luas. Maksud saya, jika Anda menonton (tayangan) Jersey Shore sepanjang sore, mungkin Anda harus menyalakan CNN untuk setengah jam,” ujarnya lagi.
Jadi, apakah sang drummer adalah seorang penggemar dari tayangan reality show TV yang sedang populer itu? “Saya suka Jersey Shore dan saya menonton itu selama setengah jam, hingga akhirnya saya sadar bahwa saya telah membuang-buang waktu saya.”

Meskipun menjadi sadar politik dan sadar sosial itu penting, Wackerman beranggapan bahwa tak semua musisi perlu berbagi protes politik dan pandangan sosial melalui lagu-lagu mereka.
“Saya pikir tak setiap musisi harus (seperti itu),” tutur Wackerman. “Jika kita sepopuler Justin Bieber, akan menjadi bagus untuk menyampaikan pesan kita ke seluruh massa dalam lingkup komersial. Tetapi Anda tidak bisa bilang begitu kepada Britney Spears untuk mengkritik pemerintahan Obama karena itu tidak akan berjalan dan dia akan kehilangan penggemarnya.”

Dengan dirilisnya album mereka, The Dissent of a Man, di tahun 2010, band mereka melakukan tur lebih panjang dan mereka bahkan berkunjung ke tempat-tempat dimana mereka belum pernah datangi sebelumnya, salah satunya, Indonesia.
“(Tur) ke sana saat itu sangatlah berbeda dan itu adalah sebuah pertunjukkan yang hebat,” cerita Wackerman.
“Menyenangkan bisa melihat wajah para penggemar di kerumunan penonton, orang-orang yang senang saat kami datang. Membutuhkan waktu 25 jam untuk sampai ke Indonesia. Perjalanannya jauh lebih lama dari durasi konser kami sendiri. Saya masih punya penggemar dari Indonesia yang mengrimkan e-mail kepada saya lalu bertanya, ‘apakah kalian semua akan kembali?’ Reaksinya positif dan kami senang,” kenangnya lagi.

Jadi apa yang membuat mereka terbang ke Asia Tenggara untuk pertama kalinya? “Selalu ada pasar yang belum pernah kami sentuh sebelumnya, dan kami diminta dua kali untuk bermain di sana. Kesempatan ini (merilis album) akhirnya mengizinkan kami untuk mengambilnya, dan ada tempat lain seperti Asia Tenggara yang akan kami, dengan senang hati, datang dan bermain ke sana…tetapi hanya ada begitu banyak hari dalam setahun untuk melakukannya.”

Wackerman menjadi rendah hati ketika ditanya tentang berapa banyak band yang terpengaruh oleh Bad Religion. Dari NOFX, hingga Rise Against, bahkan semakin ke sini semua band punk major saat ini menyebut mereka sebagai sebuah pengaruh.

“Terima kasih, kami merasa terhormat,” kata Wackerman sambil tersenyum. “Ketika orang-orang menghormati kami, itu hanya memperkuat apa yang kami lakukan dan mengapa kami melakukannya. Saya merasa tersanjung dan itu membuat kami ingin bertahan sebagai sebuah band lebih lama lagi,” jelas Wackerman.
(RS/RS)

View the original article here

0 comments:

Posting Komentar